
Tanaman karnivora ini tumbuh secara alami di rawa-rawa gambut Australia Barat Daya dekat Albany. Tumbuh di sepanjang pinggiran lahan basah air tawar, selokan, dan sungai dengan arus lambat dimana banyak terdapat tanah gambut lembab. Tanaman ini memiliki daun-daun yang datar seperti kebanyakan tanaman, serta beberapa daun yang memiliki bentuk seperti kantung dan mampu menangkap serangga. Di siang hari daun yang tidak berbentuk seperti perangkap akan berfungsi normal yaitu menghasilkan fotosintesis. Cephalotus hampir serupa dengan Nepenthes, Cephalotus melekatkan kantungnya di bagian belakang batang-batangnya, sedangkan di kantung Nepenthes menempel di dasar. Dan pada umumnya ukuran Cephalotus lebih kecil, kebanyakan sekitar 3 cm dengan pertumbuhan maksimum hanya mencapai 6 cm saja, kecuali di beberapa varietas yang budidayakan.

Kantung Cephalotus adalah suatu perangkap yang bagus, lihat saja pada bagian kantungnya, mulai dari bagian atas. Di bagian atas terdapat sepotong daun yang berfungsi sebagai penutupnya. Kemudian tidak jauh di bawah penutup, terdapat mulut ungu kemerahan yang sangat menarik. Mulut ini tidak hanya memiliki permukaan licin, tetapi juga mempunyai gigi-gigi kecil yang melengkung , sehingga serangga cenderung memilih untuk menuju ke kantung bukan melarikan diri darinya. Di bawah permukaan kantung juga terdapat bagian untuk menjaga agar serangga tetap didalam. Permukaan kantung yang berwarna ungu dan keputihan yang licin juga mempersulit serangga untuk mendaki sehingga akhirnya akan jatuh ke dasar kantung yang mengandung cairan asam yang akan mencernanya.
Tanaman karnivora ini kini banyak dibudidayakan, mengingat banyaknya penggemar tumbuh-tumbuhan yang ingin mengoleksinya. Kesulitan dalam merawat tanaman yang rentan ini merupakan tantangan tersendiri dari kalangan kolektor. Bahkan saat ini telah banyak jenis tanaman ini yang merupakan hasil kawin silang antara tanaman dengan spesies sejenis hingga membuatnya lebih beragam dalam bentuk maupun ukuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar