12 Jun 2012

Cephalotus Follicularis


 Cephalotus Follicularis ditemukan pertama kali pada tahun 1791 saat ekspedisi ke Selatan Australia Barat oleh ahli tanaman Menzies Archibald. Tidak sampai 15 tahun kemudian yaitu pada tahun 1804 tanaman tersebut dinamai Labillardiere oleh ahli tanaman Jacques J.H. de Labillardière yang ikut dalam French expedition 1800-1806 dipimpin oleh Nicolas Boudin. Saat perjalanan pulang, tim ekspedisi ini memutuskan untuk singgah di pulau  Jawa di mana Kapten Boudin meninggal dan kapalnya ditangkap oleh armada Inggris bersama dengan koleksi spesimen hasil ekspedisi mereka. Meskipun spesimen  tersebut merupakan hasil dari rampasan perang, akhirnya spesimen ini dikembalikan ke Perancis yang akhirnya dipublikasi ke publik.
Tanaman karnivora ini tumbuh secara alami di rawa-rawa gambut Australia Barat Daya dekat Albany. Tumbuh di sepanjang pinggiran lahan basah air tawar, selokan, dan sungai dengan arus lambat dimana banyak terdapat tanah gambut lembab. Tanaman ini memiliki daun-daun yang datar seperti kebanyakan tanaman, serta beberapa daun yang memiliki bentuk seperti kantung dan mampu menangkap serangga. Di siang hari daun yang tidak berbentuk seperti perangkap akan berfungsi normal yaitu menghasilkan fotosintesisCephalotus hampir serupa dengan Nepenthes, Cephalotus melekatkan kantungnya di bagian belakang batang-batangnya, sedangkan di kantung Nepenthes  menempel di dasar. Dan pada  umumnya ukuran Cephalotus lebih kecil, kebanyakan sekitar 3 cm dengan pertumbuhan maksimum hanya mencapai 6 cm saja, kecuali di beberapa varietas yang budidayakan.
Saat kantung sudah mulai membesar, tutup katung terbuka dan mengeksposnya hingga penuh dengan cairan pencernaan. Batang di luar kantung yang dihiasi dengan kelenjar nektar mampu menarik perhatian serangga-serangga kecil seperti semut, dan membujuk mereka menuju perangkap yang terbuka. Tutup kantung mungkin akan tertutup jika keadaan disekitarnya mulai kering, sehingga melindungi kantung dari kehilangan banyak cairan pencernaannya. Cephalotus memiliki bungan seukuran sepal dengan enam kelopak dan enam benang sari. Keenam kelopak tersebut berada di bawah. Bunga-bunga Cephalotus pada kenyataannya hampir mirip dengan bunga-bunga dari kerabat saxifrage. Namun para ilmuan telah mempunyai bukti yang mengungkapkan bahwa Cephalotus berbeda dengan spesimen saxifrage.
Kantung Cephalotus adalah suatu perangkap yang bagus, lihat saja pada bagian kantungnya, mulai dari bagian atas. Di bagian atas terdapat sepotong daun yang berfungsi sebagai penutupnya. Kemudian tidak jauh di bawah penutup, terdapat mulut ungu kemerahan yang sangat menarik. Mulut ini tidak hanya memiliki permukaan licin, tetapi juga mempunyai gigi-gigi kecil yang melengkung , sehingga serangga cenderung memilih untuk menuju ke kantung bukan melarikan diri darinya. Di bawah permukaan kantung juga terdapat bagian untuk menjaga agar serangga tetap didalam. Permukaan kantung yang berwarna ungu dan keputihan yang licin juga mempersulit serangga untuk mendaki sehingga akhirnya akan jatuh ke dasar kantung yang mengandung cairan asam yang akan mencernanya.
Tanaman karnivora ini kini banyak dibudidayakan, mengingat banyaknya penggemar tumbuh-tumbuhan yang ingin mengoleksinya. Kesulitan dalam merawat tanaman yang rentan ini merupakan tantangan tersendiri dari kalangan kolektor. Bahkan saat ini telah banyak jenis tanaman ini yang merupakan hasil kawin silang antara tanaman dengan spesies sejenis hingga membuatnya lebih beragam dalam bentuk maupun ukuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar